news studentsite

Senin, 13 Januari 2014

keputusan pembelian konsumen



KEPUTUSAN PEMBELIAN

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia, pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, anatara lain:
1. Pengenalan Masalah
Mmerupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
4. Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.
Keputusan Pembelian
Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen
Keputusan pembelian menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437) adalah “the selection of an option from two or alternative choice”. Jadi, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada.
Menurut Paul Peter dan Jerry Olson (1999:162), “Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya”.
Menurut Kotler (2005:202) yang dialih bahasa oleh Benyamin Molan, “Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusannya akan menimbulkan keputusan pembelian”.
Sedangkan menurut Belch (2004:105) keputusan pembelian adalah :“The result of a long, detailed process that include an extensive information search, brand comparisons and evaluations, and other activities”.
Menurut Philip Kotler (2005:203), yang dialihbahasakan oleh Drs. Benyamin Molan, ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
1.    Faktor budaya
a.    Kultur
Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku         seseorang. Makhluk yang lebih rendah umumnya dituntun oleh naluri.Sedangkan manusia, perilaku biasanya dipelajari dari lingkungan sekitarnya.
b.    Sub-kultur
Tiap kultur mempunyai sub-kultur yang lebih kecil, atau kelompok orang         dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang     sama.
c.    Kelas sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dalam suatu masyarakat         yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama.
2.    Faktor sosial
a.    Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang berpengaruh langsung di dalam mana seseorang menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan.
b.    Keluarga
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntunan agama, politik, ekonomi, dan harga diri.
c.    Peran dan status
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dapat ditentukan dari segi peran dan status. Tiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat.
3.    Faktor pribadi
a.    Usia dan tahap daur hidup
b.    Pekerjaan
c.    Keadaan ekonomi
d.    Gaya hidup
Orang yang berasal dari sub-kultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda.  Gaya hidup seseorang  menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus     berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
e.    Kepribadian dan konsep diri
4.    Faktor psikologis
a.    Motivasi
b.    Persepsi
c.    Pembelajaran
d.    Kepercayaan dan sikap ” (sumber :taufan darussalam : 2007)
sumber :
http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/keputusan-pembelian/

penyebaran inovasi




     I. ELEMEN DASAR DALAM PROSES PENYEBARAN

Inovasi

Inovasi merupakan suatu ide, barang, kejadian, metode, yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik itu berupa suatu hasil invensi atau diskoveri, yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu (Ibrahim, 1988;40).  Menurut Rogers (1983), ada lima karakteristik inovasi berikut yang mempengaruhi tingkat kecepatan penerimaan inovasi :

a. Keuntungan (advantage) : tingkat kemanfaatan/keuntungan bagi penerima inovasi.

b. Kompabilitas : tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman, dan kebutuhan penerima.

c.  Kompleksitas  :  tingkat kesukaran dalam memahami dan menggunakan inovasi.

d.  Keterujian (trialability)  :  dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi.

e.  Keteramatan (observability)  :  mudah/tidaknya hasil inovasi diamati.



 Komunikasi dengan Saluran tertentu

Difusi merupakan salah satu tipe komunikasi yang menjadikan inovasi sebagai bahan yang dikomunikasikan.  Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dimana seseorang secara sadar atau tidak sadar mempengaruhi orang lain melalui alat-alat (benda) atau alat perantara yang dipakai melalui simbol-simbol (Darmawan, 1992; 2).  Dalam komunikasi terdapat alat atau perantara penyampai informasi, begitupun dalam difusi, sehingga elemen penting dalam sebuah difusi inovasi adalah adanya komunikasi dengan saluran tertentu.  Kegiatan komunikasi dalam proses difusi mencakup : 1) suatu inovasi, 2) individu atau kelompok yang telah mengetahui atau berpengalaman dengan inovasi, 3) individu atau kelompok lain yang belum mengenal inovasi, dan 4) saluran komunikasi yang menghubungkan kedua pihak yang berkomunikasi.



Adapun yang dimaksud dengan saluran komunikasi merupakan instrument, alat atau sarana untuk menyampaikan suatu informasi dari satu pihak ke pihak lainnya.  Penggunaan saluran komunikasi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kedua pihak yang berkomunikasi, dan pemilihan sarana komunikasi in sangat mempengaruhi efektifitas suatu proses komunikasi.



Tingkat Adopsi

Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari.  Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor.  Riset membuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku tertentu.  Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh kayakinan terhadap kemampuan seseorang.  Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut biasanya betanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu melakukannya.  Jika seseorang merasai mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung mengadopsi inovasi tersebut.



Pengembangan Jaringan Sosial

Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan meyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa secara luas diadopsi oleh masyarakat.  Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari prsoes penyampaian dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial yang mereka miliki.  Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan dekat satu sama lain mengadopsi inovasi melalui kelompoknya.  Dalam proses adopsi inovasi, komunikasi melalui saluran media massa lebih cepat menyadarkan masyarakat mengenai penyebaran inovasi baru disbanding saluran komunikasi interpersonal.


     II. LIMA KARAKTERISTIK YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PRODUK BARU



Berbagai komunikasi pemasaran memainkan peran utama dalam mempengaruhi lima karakteristik yang berhubungan dengan inovasi (innovation related), yang menunjang sikap konsumen terhadap produk-produk baru dan karena itu, mereka kemungkinan akan mengadopsi produk-produk yang inovatif :



 1.  Keunggulan-Keunggulan Relatif

Suatu tingkat dimana inovasi produk diterima sebaik berbagai alternative produk yang telah ada, disebut keunggulan relative.  Keunggulan relative (relative advantage) adalah suatu fungsi dimana seseorang mempersepsikan suatu produk baru lebih baik dibanding berbagai penawaran yang kompetitif, juga produk tersebut seseungguhnya lebih baik bila dibandingkan dari sisi standar-standar obyektif.



 2.  Kecocokan

Suatu derajat dimana inovasi diterima seseorang ke dalam caranya melakukan berbagai hal, disebut kecocokan (compability).  Sebuah produk baru mencapai kecocokan ketika dapat menyamai berbagai kebutuhan, nilai-nilai personal, keyakinan, serta pengalaman masa lalu konsumen.  Makin besar kecocokannya, makin cepat laju adopsi produk baru tersebut.  Berbagai inovasi yang cocok dengan situasi keberadaan seseorang akan lebih sedikit.



 3.   Kompleksitas



 4.   Bisa diuji Coba



 5.   Bisa diobservasi



Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi:

1.  Keunggulan relative

2.  Kompatibilitas

3.  Kerumitan

4.  Kemampuan diuji cobakan

5.  Kemampuan diamati



Secara umum inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Pendefiinisian mengenai arti sebuah “inovasi produk” atau sebuah produk baru bukan merupakan tugas yang mudah, bermacam macam pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah produk baru.



Tiga tipe inovasi produk:

1.     Berkesinambungan

2.     Berkesinambungan secara dinamis

3.     Tidak berkelanjutan



     III. ADOPSI DAN SALURAN KOMUNIKASI DALAM PROSES DIFUSI


Proses adopsi

Proses utama kedua dalam penyebaran inovasi dalah adopsi. Fokus proses ini adalah tahap-tahap dilalui seseorang konsumen sebelum sampai pada keputusan untuk mencoba atau terus menggunakan atau berhenti menggunakan suatu produk tersebut. (proses adopsi tidak bole dikacaukan dengan kategori pemakai).



Tahap-tahap proses adopsi

Sering diamsumsikan bahwa konsumen bergerak melalui lima tahap untuk sampai ke keputusan untuk membeli atau menolak produk baru tertentu :

  •  Kesadaran

  • Minat

  • Penilaian

  •  Percobaan

  • Pamakaian (penolakan)

Saluran komunikasi dalam proses difusi dapat berupa media massa atau media interpersonal. Jangka waktu adalah banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses penyebaran inovasi dan proses pengambilan keputusan adopsi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan adopsi oleh anggota sistem sosial tergantung pada tingkat keinovatifan anggota sistem sosial serta ciri karakteristik inovasi yang ditawarkan dalam pandangan anggota sistem sosial.Ciri karakteristik atau sifat inovasi terdiri dari:

1.     Keuntungan Relatif (Relative Advantage)

2.     Kompatibilitas (Compatibility)

3.     Kompleksitas (Complexity)

4.     Trialabilitas (Trialability)

5.     Obsevabilitas (Observability)


     IV. PENGAPLIKASIAN DEFINISI DARI INOVASI


Inovasi adalah ciptaan-ciptaan baru (dalam bentuk materi ataupun intangible) yang memiliki nilai ekonomi yang berarti (signifikan), yang umumnya dilakukan oleh perusahaan atau kadang-kadang oleh para individu. Pengertian Inovasi menurut para ahli :



Pengertian Inovasi menurut Everett M. Rogers

Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.



Pengertian Inovasi menurut Stephen Robbins

Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.



Pengertian Inovasi menurut Van de Ven, Andrew

Inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan  organisasi.



Pengertian Inovasi menurut Kuniyoshi Urabe

Inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon),melainkan suatu proses yang panjang dan kumulatif yang meliputi banyak proses pengambilan  keputusan  di dan oleh  organisasi dari mulai penemuan gagasan sampai implementasinya di pasar.



Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.














SUMBER :

http://infodantutorial.blogspot.com/2012/04/pengertiandefinisiarti-inovasi-menurut.html

http://nirawarna.wordpress.com/2011/07/04/pengaruh-konsumen-dan-penyebaran-inovasi/
http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2014/01/perilaku-konsumen-minggu-13-penyebaran.html