news studentsite

Senin, 24 Maret 2014

teori - teori yang berhubungan dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah

Metode ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur metode ilmiah
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
  1. Merumuskan masalah.
  2. Merumuskan hipotesis.
  3. Mengumpulkan data.
  4. Menguji hipotesis.
  5. Merumuskan kesimpulan.
Tujuan Metode Ilmiah
  1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
  2. Untuk mengorganisasikan fakta.
  3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
  4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
  5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
SIKAP ILMIAH
Sikap Ilmiah
Dalam penulisan ilmiah,ada 7 sikap ilmiah, yaitu 
1)    Sikap Ingin Tahu
Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
2)    Sikap Kritis
Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3)    Sikap Obyektif
Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
4)    Sikap Ingin Menemukan
Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5)    Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6)    Sikap Tekun
Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7)    Sikap Terbuka
Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.


TEORI-TEORI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENALARAN

TUGAS 1
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
I.  JENIS-JENIS PENALARAN

1. Penalaran Induktif adalah penalaran yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktisf sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.

Penalaran Induktif: Khusus-Umum

a. Generalisasi, proses penalaran berdasarkan pengamatan atau sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan umum.
b. Analogi, kesimpulan tentang kebenaran sesuatu ditarik berdasarkan pengamatan terhadap gejala yang memiliki kemiripan.
c. Sebab-akibat, semua peristiwa harus ada penyebabnya, namun seringkali orang sampai pada kesimpulan tidak sah (karena sikap pribadi,takhayul, prasangka,pandangan politik).

2. Penalaran deduktif adalah proses penalaran atau proses berfikir dari hal-hal yang bersifat umum (general) yang kemudian dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang bersifat khusus.

Penalaran Deduktif: Umum-Khusus

Penalaran yang didasarkan atas prinsip, hukum, teori, atau putusan yang berlaku umum.

a. Silogisme
-          Deduksi menggunakan silogisme atau entinem sebagai alat penalarannya.
-    Silogisme adalah proses yang menghubungkan 2 proposisi yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan.
-          Silogisme:
 - premis mayor(dianggap benar)
- premis minor(peristiwa khusus)
- kesimpulan

Beberapa ketentuan silogisme:
1. Hanya terdiri dari tiga proposisi.
2. Jika mengandung premis positif dan negatif maka kesimpulannya negatif.


Finozan,lamuddin. 2008. “Komposis Bahasa Indonesia”. Jakarta : Diksi




Pemakaian metode ilmiah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah

TULISAN 2

Pemakaian metode ilmiah dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah

Metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja.
Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama.
Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah
  1. Merumuskan masalah.
  2. Merumuskan hipotesis.
  3. Mengumpulkan data.
  4. Menguji hipotesis.
  5. Merumuskan kesimpulan.

Pertanyaan Ilmiah
Pertanyaan ilmiah rasa ingin tahu seseorang akan sebuah informasi yang berdasarkan atau dilandasi oleh ilmu pengetahuan yang sudah ada. Jadi pertanyaan ilmiah haruslah berdasarkan pengetahuan yang ada, bukan sembarang pertanyaan tanpa landasan fakta atau ilmu.

Tujuan Metode Ilmiah
  1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
  2. Untuk mengorganisasikan fakta.
  3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
  4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
  5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
kesimpulannya bahwa metode ilmiah adalah suatu pendekatan sistematis dalam mencari ilmu pengetahuan (atau menjawab pertanyaan penelitian) yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu dimulai dengan melakukan observasi terhadap suatu fenomena atau gejala, identifikasi dan formulasi masalah berdasarkan observasi tadi, menyusun hipotesis, melakukan penelitian untuk menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.

Finozan,lamuddin. 2008. “Komposis Bahasa Indonesia”. Jakarta : Diksi



Rabu, 12 Maret 2014

konsep penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah

TULISAN 1 ( BAHASA INDONESIA 2)

Konsep Penalaran Ilmiah dalam kaitannya dengan Penulisan Ilmiah



Pengertian penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Metode induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis.
Penalaran Ilmiah
Kemampuan menalarlah yang membedakan manusia dari binatang. Kemampuan menalar ini lah kekuatan manusia yang menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan. Binatang juga mempunyai pengetahuan tetapi hanya terbatas untuk bertahan hidup (survival). Manusia mampu mengembangkan kemampuannya karena dua hal, yaitu yang pertama manusia mempunyai bahasa untuk berkomunikasi dan mampu menyampaikan informasi atau pendapat. Hal yangke 2 manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut kerangka berpikir tertentu.
Penalaran pada hakikatnya adalah proses berpikir dalam rangka menarik kesimpulan atau menemukan kebenaran.
Ciri-ciri penalaran sebagai kegiatan berpikir
·         logis , kegiatan berpikir dengan pola tertentu
·         analitik,
perasaan meruapakan kegiatan peanarikan kesimpulan yang tidak didasarkan penalaran. Instuisi adalah kegiatan berpikir non analatik yang tidak berdasarkan pola tertentu.
Untuk melakukan kegiatan penalaran analisis , maka kegiatan tersebut awalnya harus diisi dulu oleh sebuah materi pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang digunakan dalam penalaran biasanya berdasarkan rasio ataupun fakta.
·         Rasionalisme adalah aliran yang berpendapat bahwa rasio adalah sumber kebenaran. Rasionalisme memakai cara penalaran deduktif.
·         Empirisme adalah paham yang menyatakan bahwa fakta yang tertangkap lewat pengalaman manusia adalah sumber kebenaran. Cara penalaran yang digunakan oleh paham empirisme adalah penalaran induktif.
Penalaran ilmiah dipakai untuk meningkatkan mutu ilmu dan teknologi. Penalaran ilmiah menggunakan gabungan dari penalaran induktif dan deduktif.
Dalam hal ini pula dibutuhkan sarana. Sarana dalam berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga yakni;
a)      Bahasa ilmiah.
b)      Bahasa logika dan matematika
c)       Logika dan statistika

Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku.

Ciri Karangan Ilmiah :
a.       Karangan ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian ( faktual objektif )
b.      Tulisan ilmiah bersifat metodis dan sistematis
c.       Pembahasan tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah

·         Tujuan Penulisan Ilmiah
Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.

·         Aspek – Aspek Yang Terdapat Dalam Penulisan Ilmiah
Isi dari Penulisan ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di bawah ini :
1.Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3.Masalah dibatasi, sesempit mungkin.

·         Prinsip Dalam Membuat Penulisan Ilmiah
Suatu penulisan ilmiah harus memenuhi dan menggunakan pendekatan atau metoda ilmiah. Pada umumnya, dalam merencanakan suatu penulisan ilmiah mencakup beberapa tahapan seperti :
1.pemilihan masalah penelitian
2.pengumpulan informasi
3.pengorganisasian naskah
4.penulisan naskah

·         Langkah-langkah Pembuatan Penulisan Ilmiah
•Memilih sebuah pokok soal (topik) yang ditulis dengan minat penulis
•Mencari sumber yang autoratif
•Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi dan fakta serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu pernyataan-pernyataan didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik.
•Mencari buku-buku, artikel yang membicarakan topik yang telah dipilih dan dibatasi.
•Menata bahan-bahan yang terkumpul berupa catatan-catatan menjadi suatu garis besar (kerangka karangan).
•Menyusun kerangka karangan yang final.
•Menulis draft pertama karangan (karangan sementara).

Komponen kerangka ilmiah :
1.      preliminaries / bagian pelengkap pembuka
a.       halaman judul
b.      halaman penyetujuan
c.       halaman pengesahan
d.      halaman persembahan
e.       abstraksi
f.       kata pengantar
g.      daftar isi
h.      aneka daftar : daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, dan daftar bagan

2.      Main body / bagian isi
a.       Bab I : Pendahuluan
b.      Bab II : Landasan Teori
c.       Bab III : metodelogi penelitian
d.      Bab IV : pembahasan
e.       Bab V : penutup

3.      References matters/ bagian pelengkap penutup
a.       Daftar pustaka
b.      Lampiran

Konsep penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah
Penalaran adalah suatu proses berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan kesimpulan. Penalaran sangat erat dengan kaitannya dengan penulisan ilmiah karena hasil penalaran ilmiah itu digunakan untuk membuat penulisan ilmiah.



Finozan,lamuddin. 2008. “Komposis Bahasa Indonesia”. Jakarta : Diksi