KELAS SOSIAL DENGAN STATUS SOSIAL
KELAS
SOSIAL
Istilah
kelas seperti yang telah terjadi dalam bidang sosiologi tidak selalu
mempunyai arti yang sama, walaupun pada hakikatnya mewujudkan sistem kedudukan
yang pokok dalam masyarakat. Dengan demikian, pengertian kelas adalah suatu
lapisan tanpa membedakan apakah dasar lapisan itu faktor uang, tanah,
kekuasaan, atau dasar lainnya. Adapun yang menggunakan istilah kelas hanya
untuk lapisan yang berdasarkan atas unsur ekonomi, sedangkan lapisan yang
berdasarkan atau kehormatan dinamakan kedudukan.
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan )
orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status
sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang
yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang
kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada
pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan pula sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial
tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif,
ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah
menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup
tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung
membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.
Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam
kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua
mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena
tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan
memajukan diri.
STATUS SOSIAL
status
sosial
adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial atau kelompok masyarakat
berkaitan dengan hak dan kewajibannya. Adapun menurut Ralph Linton adalah
sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Jadi
orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi
dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya
rendah.
Masyarakat
pada umumnya membedakan status sosial menjadi 3 macam :
1. Ascribed Status
Kedudukan
seseorang dalam masyarakat tanpa memerhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan.
Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang
bangsawan ialah bangsawan pula.
2. Achieved Status
Kedudukan
yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini
bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam
mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang bisa menjadi
seorang hakim atau tentara, semua itu tergantung apakah yang bersangkutan mampu
menjalani syarat-syarat tersebut atau tidak.
3. Assigned Status
Lebih
ditekankan kepada orang yang berjasa yang diberi kedudukan yang tinggi.
Kedudukan seseorang atau kedudukan yang melekat padanya dapat terlihat pada
kehidupan sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu dalam sosiologi yang
dinamakan prestise simbol (status simbol). Ciri-ciri yang dianggap sebagai
status simbol, misalnya cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu
senggang, memilih tempat tinggal cara dan corak mengisi rumah kediaman dan
seterusnya.
II.
SOCIAL MOBILITY DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP MARKET
Mobilitas
adalah suatu gerak dalam struktur sosial,yaitu pola tertentu yang
mengatur suatu organisasi suatu kelompok sosial. Tipe gerak sosial ada 2,
yaitu;
Ø Gerak sosial vertikal
Gerak
sosial vertikal adalah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan
arahnya,gerak sosial vertikal ada 2macam,yaitu;
A. Gerak sosial vertikal naik
Terdapat
dua bentuk utama,yaitu;
· Masuknya individu ang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang
lebih tinggi
· Pembentukan suatu kelompok baru,yang kemudian ditempatkan pada derajat yang
lebih tinggi
B. Gerak sosial vertikal turun
Terdapat
dua bentu utama,yaitu;
· Turunnya keddudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya
· Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disentegrasi kelompok
sebagai kesatuan
Ø Gerak Sosial Horizontal
Gerak
sosial horizontal ialah suatu perpindahan individu atau objek sosial dari suatu
kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang sederajat.
III. KLASIFIKASI
GEODEMOGRAFI DAN MANFAATNYA BAGI PEMASAR
Di
Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk yang lebih padat
(±235.000.000 menurut sensus penduduk tahun 2010) dimna sebagian besar
penduduknya (65%) mendiami pulau jawa dan Madura yang memerlukan banyak
barang-barang yang harus dapat dipenuhi oleh pemasaran. Tetapi di sampan g
kenyataan ini para pemasar juaga perlu memahami bahwa Indonesia tersekmentasi
dalam berbagai kelas-kelas dan status social, dimana para pemasar harus
terlebih dahulu melakukan pemangsaan pasar sebelum terjun kepasar. Geodemografi
merupakan sebuah kombinasi dari karakteristik demografis dan gaya hidup
konsumen dalam kelompok (cluster) geografis
Penetapan Sasaran
Berdasarkan Geodemografis
Dasar
pemikiran yang menjadi landasan geodemographic targeting adalah bahwa
orang-orang yang menetap di daerah atau area yang sama, misalnya bertetangga
atau dalam satu kawasan kode area, juga memiliki persamaan dalam demografi dan
gaya hidup. Sehingga, dengan mengetahui di mana orang-orang menetap dapat
diperoleh informasi mengenai marketplace behavior mereka secara umum. atau bisa
juga diartikan Segmentasi geodemografi, merupakan gabungan dari
segmentasi geografi dengan demografi. Konsep ini menyatakan bahwa mereka yang
menempati geografis yang sama cenderung memiliki karakter-karakter demografis
yang sama.
IV. DINAMIKA KELAS
SOSIAL
Kelas
sosial-sebuah hierarki status dimana kelompok-kelompok dan individu yang
diklasifikasikan atas dasar penghargaan dan prestige.- American Marketing
Association
Sebuah
kelas sosial adalah sekelompok orang yang anggota lain dari masyarakat melihat
sebagai sama dengan satu sama lain dalam prestise sosial dan siapa yang lain
percaya untuk menjadi superior atau inferior dalam prestise untuk kelompok lain
yang merupakan kelas sosial bawah mereka atau di atas mereka – Warner
KLASIFIKASI
KELAS SOSIAL BERDASARKAN STATUS EKONOMI :
1) KELAS ATAS : Terdiri dari kelompok orang-orang kaya yang
dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan secara berlebihan.
2) KELAS MENENGAH : Terdiri dari kelompok orang-orang yang
berkecukupan, yang sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).
3) KELAS BAWAH : Terdiri dari kelompok orang-orang miskin yang masih belum
dapat memenuhi kebutuhan pokok (primer).
KARL MARX JUGA MEMBAGI MASYARAKAT MENJADI 3 KELAS (GOLONGAN), YAITU:
1) Golongan Kapitalis (Borjuis) : Merupakan golongan yang terdiri para
penguasa tanah & alat produksi.
2) Golongan
Menengah : Merupakan golongan yang terdiri dari para pegawai pemerintah.
Golongan menengah cenderung dimasukkan ke dalam golongan kapitalis, karena
dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis.
3) Golongan Proletar : Merupakan golongan yang tidak memiliki tanah dan
alat produksi. Termasuk kaum buruh dan pekerja pabrik.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENENTUAN KELAS SOSIAL :
Menurut
Engel, Blackwell dan miniard (1995) mengemukakan pendapat Gilbert dan Kahl yang
menyebutkan bahwa ada sembilan variabel yang menentukan status atau kelas
sosial seseorang, kesembilan variabel tersebut digolongkan ke dalam 3 kategori,
yaitu sebagai berikut :
1)
Variabel Ekonomi
a. Status Pekerjaan
b. Pendapatan
c. Harta benda
2) Variabel Interaksi
a. Prestis individu
b. Asosiasi
c. Sosialisasi
3) Variabel Politik
a. Kekuasaan
b. Kesadaran Kelas
c. Mobilitas
V.
PENGENALAN KEBUTUHAN DAN KRITERIA EVALUASI
Kriteria
evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen,
memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat
konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan
atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang
lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk
(Kotler, 2005).
Kriteria
evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai
alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai
bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan
criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin)
dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.
Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:
1.
Harga
Harga
menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang
murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak
bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh
karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2.
Nama Merek
Merek
terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan
penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai
criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki
reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3.
Negara asal
Negara
dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan
konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin
sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara,
untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal
tak teragukan.
4.
Saliensi kriteria evaluasi
Konsep
saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya
untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk
mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting,
tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang
benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
VI. PROSES PENCARIAAN
Jumlah
dan jenis pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas
sosial terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang
beruntung dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat
urban yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap
mengandalakn kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan
konsumsi. Konsumen kelas menengah lebih percaya pada informasi yang diperoleh
dari media dan secara aktif terlibat dalam pencarian exsternal dari media
tersebut. Semakin tinggi tingkat sosial, semakin besar akses kedalam informasi
media.
VII. PROSES PEMBELIAN
Dalam
proses pembelian, konsumen akan melalui sebuah proses, yaitu :
1)
Menganalisa keinginan dan kebutuhan
2)
Menilai beberapa sumber
3)
Menetapkan tujuan pembelian
4)
Mengidentifikasi alternative pembelian
5)
Mengambil keputusan untuk membeli
6)
Perilaku sesudah pembelian
Berikut
adalah tahapan-tahapan pembelian sebagai berikut :
1.Tahap
pertama adalah Kesadaran akan kebutuhan suatu dan ketersediaannya. Seorang
konsumen harus tahu bahwa ada kebutuhan atau ada kesempatan yang dapat
dilakukan bila dia membeli barang tertentu dan barang tertentu tersebut
tersedia di pasar.
2.Tahap
kedua, seorang Konsumen akan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang
produk yang akan dibelinya. Konsumen akan mencari informasi suatu produk
tentang fitur-fiturnya, harganya, penjualannya, dan juga jaminan dari
perusahaan.
3.Tahap
ketiga, maka seorang Konsumen akan merasa suka dan butuh terhadap produk
itu secara umum.
4.Tahap
keempat adalah preferensi. “Kenapa saya harus membeli produk merk A, bukan
merk B. Kenapa saya harus membeli tipe yang seharga ini bukan seharga itu.” Ini
adalah preferensi. Konsumen akan mencocokkan produknya disesuaikan dengan
kesukaannya, seleranya, budgetnya dan lainnya. Di tahapan ini konsumen sudah
mulai mengerucutkan pada apa yang lebih disukai dibandingkan yang lain.
5.Tahap
kelima adalah membuat keyakinan atau konfirmasi. Setelah konsumen
mengerucutkan pada beberapa pilihan, dia akan tambah mantap setelah mendengar
penjelasan yang baik dari penjual /salesman dan memutuskan untuk membeli.
6.Tahapan
keenam akhirnya konsumen tersebut akan merasa puas atas hasil pembelian
yang telah dilakukannya, dan setiap konsumen akan berbeda.
VIII.
METODE PENELITIAN PEMASARAN UNTUK MENGUKUR KELAS SOSIAL
Para
peneliti pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk
menentukan hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu.Metode
objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai
dari variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu
pekerjaan pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan
barang.
Nilai-nilai
yang di tetapkan dalam satu dari dua cara.Satu metode menggunakan survei
terhadap orang yang diminta untuk meningkatkan prestise orang-orang dalam
berbagai pekerjaan.Metode yang kedua yaitu menggunakan ukuran objektif seperti
peningkatan pendidikan rata-rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.
IX. PEMASARAN UNTUK
PANGSA KELAS SOSIAL
Prosedur
untuk pangsa pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi
pemakaian kelas social dari produk.
2. Perbandingan
variable kelas social untuk pemangsaan dangan variable lain (pendapatan,
siklus hidup, dsb)
3. Deskripsi
karakteristik kelas social yang diidentifikasi di dalam target pasar.
4. Perkembangan
program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang
didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.
Pangsa
pasar kelas social dideskripsikan dengan dua jenis variable :
1.Informasi
profil umum
2.Informasi
spesifikasi produk
Analisis
pangsa pasar berdasarkan profil sosioekonomi memungkinkan seseorang
pemasar mengembangkan program pemasaran yang komprehensif agar cocok dengan
karakteristik sosioekonomi dari target pasar. Ini akan mencakupi sifat produk,
strategi media, strategi kreatif, saluran distribusi, dn penetapan harga.
Sumber
:
http://4key.blogspot.com/2009/12/geodemografi-merupakan-sebuah-kombinasi.html
http://boetarboetarzz.blogspot.com/2013/01/kelas-sosial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar